Saturday, February 4, 2012

Renungan Dari Seorang Penjual Jamu

Rabu , 1 February 2012 saya dan teman-teman satu kelas saya jogging di tambak boyo . Jogging mulai sekitar jam 5 pagi.Jogging adalah salah satu kegiatan rutin saya dan teman-teman satu kelas saya....



Baik saya tidak akan bercerita panjang lebar tentang jogging , tapi saya akan mceritakan bagaimana saya termotivasi dari seorang penjual jamu sekaligus jadi bahan renungan saya mengenai khidupan ini....

Ceritanya seperti ini , awalnya saya dan teman-teman saya sedang bermain bulu tangkis di dekat kost teman saya .Saya bermain bulu tangkis ketika sesudah jogging di tambak boyo ( sesuai yang di jelaskan diatas) nah saat saya istirahat kemudian ada teman saya yang menggantikan untuk bermain bulu tangkis . kemudian saat beristirahat dan mengamati lingkungan disekitarku ternyata ada seorang penjual jamu yang sedang berkeliling menjual jamu yang telah dibuatnya menggunakan sepeda ontel , kemudian saya pun memanggil ibu tersebut " buuu jamu    buuu...." kemudian ibu tersebut (penjual jamu) berhenti .Kemudian saya menghampirinya dan saya membeli jamu beras kencur dan kunir asem .Saat penjual jamu tersebut sedang menuangkan jamunya ke plastik sesuai dengan pesanan saya , maka saya saya memulai mencari informasi (menganalisis)  tentang si penjual jamu tersebut melalui obroan kecil .Mulai dari jam berapa buatnya jamu yang dijualnya , terus siapa saja konsumen mayoritas , dan habis atau tidak setiap menjual jamu yang di buatnya....



Nah saat saya menanyakan kalo apakah selalu habis terjual jamu yang telah dibuatnya , dia pun menjawab "Alhamdulilah mas , untuk  bayar semesteran anak" tiba-tiba saya pun terkagetkan dengan jawaban itu . Subhanalloh , walaupun dia hanya seorang penjual jamu tapi dia mampu membiayai anaknya kuliah di Perguruan Tinggi Negri yang familiar di INDONESIA  yang mempunyai tingkat 5 besar terbaik di indonesia ( UI,ITS,UGM,ITB dan UNAIR coba tebak kira-kira anaknya kuliah dimana ? ).Kemudian saya menanyakan lagi ke penjual jamu tersebut , anaknya kuliah dimana bu ? penjual jamu itu pun menjawab lagi "Di UGM sedang mengambil program S2 mas " subhanalloh lagi-lagi jawaban yang mengagetkan buat saya .Kemudian saya menanyakan beberapa pertanyaan  lagi ke penjual jamu tersebut yaitu mengambil jurusan apa dengan program S2 di UGM  , S1 nya dimana seperti itu.Ternyata anak si penjual jamu tersebut S1 nya di UGM juga dan mengambil jurusan psikolog....


Pelajaran yang diambil dari seorang penjual jamu tersebut ialah , "Jangan pernah malu apa pun pekerjaan orang tua kita"  dan tanamkan sifat percaya diri / tidak boleh minder dengan status pekerjaan orang kita walaupun hanya seorang penjual jamu tapi buktinya dia mampu membiayai anaknya hingga S2 di UGM.


Demikian itulah Renungan dari Sorang Penjual Jamu , Semoga bermanfaat

Bagikan

Jangan lewatkan

Renungan Dari Seorang Penjual Jamu
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

2 comments

Tulis comments